Gina mencoba menarik tangan Tio agar mau meminjamkannya buku cerita tentang petualangan anak kecil. Hana hanya terdiam di tempat duduknya tepat di barisan ke-3 paling depang pada barisan ke 2. “Eh Tio ayo dong please!” kata Gina karena dia sangat ingin membaca buku itu sampai selesai. “Ga ah! Ih sana ah! Dikit lagi mau baris! Ah Gina diem!” kata Tio. “Yaudah ah!” kata Gina ngambek.
Hana sebenarnya cemburu dengan Gina karena dia menarik-narik tangan Tio, orang yang disukainya. “Hana, baris yuk!” kata Poppy. “Eh ayuk!” kata Hana. “Cemburu ya?” kata Gina yang tiba-tiba lewat begitu saja didepan Hana. “Ha? Apaan sih!” kata Hana. “Udahlah!” kata Poppy membereskan. Gina memang kesal dengan Hana.
Pelajaran Olahraga dimulai. Hari ini olahraga badminton. Tapi Hana lupa membawa raketnya. Hana duduk di tangga dekat lapangan tempat teman-temannya olahraga. Tiba-tiba Tio mengulurkan tangannya dengan raket. “Hah?” Kata Hana. “Pake nih!” Kata Tio. “Eh ga usah! Kamu aja yang pake!” kata Hana. “Aku bawa dua kok.” Kata cowok itu diiringi senyum. Hana mengambil raket Tio dengan senyum. Mereka berolahraga berpasangan.
Jam perlajaran Olahraga selesai. Berganti dengan pelajaran IPA. Gina mulai merencanakan sesuatu bersama temannya, Lala. Saat jam istirahat tiba, Gina mulai bicara pada Hana. “Eh! Kalo mau dandan tuh jangan disini!” kata Gina. “Apa deh? Jbjb aja!” kata Hana. “Gua tau lu digituin karna mau cantik kan didepan anak-anak? Gausah boong deh!” kata Gina. “Terserah lu mau bilang apapun. Peduli gua? GA AKAN!” kata Hana.
Hana langsung pergi ke kelas Desya. “Desya!” panggil Hana. Desya menyampari Hana yang berdiri di ambang pintu kelas. “Kenapa Han?” Tanya Desya. “Gina! Kesel banget gua!” kata Hana sambil memukul meja yang ada disebelahnya. “Kenapa lagi dia?” kata Desya. Gina mulai menceritakan semuanya pada Desya. “Oh gitu, yaudah besok gua temenin ya.” Kata Desya pada Hana. Hana langsung kembali ke kelasnya.
Saat Hana sedang menulis tugas, Gina kembali berulah. “Abis ngadu ya? Gimana sih ngadunya sama Desya!” kata Hana. “Apa sih lu? Lu takut sama Desya?” kata Hana sembari membanting pulpennya. Gina langsung pergi dengan muka sok dramatis. Tio manggil Gina yang terlihat sedih. “Lu kenapa Gin?” Tanya Tio. “Gua, hiks, tadi Hana tuh bilang gua tuh ga pantes ada di kelas ini! Dan gua di katain sama dia! Gua tuh dibilang keganjenan, perebut temen oranglah, dan apapun! Dia jelek-jelekin gua!” kata Gina. Tanpa disangka, Gina langsung memeluk Tio. “Ehm, Gin, lepas dong!” kata Tio merasa tidak nyaman. “Nanti gua urusin si Hana!” kata Tio.
Pelajaran Bahasa Inggris dimulai, Mrs. Putri menugaskan membuat kelompok untuk membuat mading bertema Inggris. Mrs. Pusti memilihkan kelompok untuk Tio. Anggotanya yaitu, Hana, Poppy, dan Putro. Saat Hana mulai mengeluarkan kartonnya, Tio langsung bicara, “Hana lu apa-apaan sih ngatain Gina sampe dia nangis! Dia temen kita juga! Lu ga boleh gitu! Lama-lama gua benci sama lu kalo lu selalu ngatain orang seenaknya!” kata Tio dengan nada membentak. “Eh! Tio, lu dengerin baik-baik ya! Gua ga ada ngatain Gina! Kebalikannya! Dia yang mulai duluan! Lu sakit hati ga digituin?!” kata Hana membela dirinya. “Diem lu! Berani sama gua?!” kata Tio. “Heh! Ngapain sih gua takut sama banci macem lu?!” kata Hana.
Sepulang sekolah, Desya dan Poppy menemani Hana yang benar-benar sakit hati. “Gua tuh ga tahan banget disini, maksudnya apa sih si Gina nge fitnah gua di depan Tio! Sakit hati banget gua! Tio yang selama ini baik banget sama gua sekarang menjauh dari gua! Gua musti ngapain?” kata Hana sambil menangis. “Hana, kan masih ada gua sama Desya, lu tenang aja, kita pasti bakal bantuin lu kok!” kata Poppy dengan senyum. “Iya Han, gua yakin kalo lu bener pasti Tuhan akan bales si Gina! Gua yakin Tio ga bakal lama menjauh!” kata Desya menyemangati.
Keesokan harinya, Desya menghampiri Tio. “Tio, lu kok gitu sih sama Hana?” Tanya Desya. “Gapapa.” Jawab Tio. “Hana tuh difitnah, lu jangan percaya ya, please. Hana pasti sedih banget kalo tau lu percaya sama kata-kata kaya gitu.” Kata Desya. “Iya, gua juga ngerasa bersalah kok.” Kata Tio. “Nanti gua minta maaf deh ke dia.” Lanjutnya. “Bagus deh.” Kata Desya. “Tio, gamau tau! Lu harus minta maaf sama Hana! Hana tuh ga salah!” kata Poppy tiba-tiba. “Iya iya! Nanti pasti gua minta maaf!” kata Tio.
Saat jam istirahat tiba, Tio menghampiri Hana yang senang menyendiri di bangku kantin. “Hana, gua mau minta maaf soal kemaren.” Kata Tio. “Hah? Oh yang kemaren.” Kata Hana. “Jadi, maaf ya, gua tau kok lu difitnah.” Kata Tio. “Maafin gua ya. Gua nyesel banget!” lanjut Tio. “Iya gapapa.” Kata Hana. “Makasih ya Han!” kata Tio.
Sejak saat itu, Hana, Poppy, dan Tio menjadi sahabat yang saling membantu. Gina merasa bersalah atas tingkahnya pada mereka bertiga. Karena itu, Gina meminta maaf pada mereka. Dan semua berakhir bahagia. Mereka mempunya persahabatan yang berarti.
-TAMAT-


Tidak ada komentar:
Posting Komentar