aku pergi sekolah dengan adek aku, si keisha. keisha punya kebiasaan kalo naik sepeda pasti ribut dan rusuh deh. ah gila deh ni anak ya. "kes, diem dong! norak banget sih!" kataku karena udh kesel. "ih emang aku ganggu mba sella?" kata adekku. "ganggulah, emang kamu mau apa jatoh?" kataku udah kesel. aku tinggal di Bandung sama om, tante, dan 2 orang sepupuku yg 1 masih SD kelas 5, yg 1nya udah SMA, mereka emang ga berangkat bareng aku dan keisha karna arah sekolah kami beda, hm kalo orang tuaku, ayah dan ibuku bercerai setahun lalu, ayahku kini kerja di Kalimantan, kalau ibuku, dia sudah menikah dengan lelaki lain, makanya ayahku menitipkan aku dan keisha di rumah kakaknya. sampe jugalah di sekolah, keisha menuju laintai 2 karena dia baru kelas 1, sedangkan aku menuju lantai 3 karena aku sudah kelas 6. "sel, kamu bawa suling nggak?" tanya viel. "oh iyaya! aduh aku ga bawa suling lagi! kamu bawa nggak?" tanyaku. "ih sama! aku aku juga nggak bawa! mana pelajaran musik pelajaran pertama lagi! abis deh aku dihukum!" kata viel dengan nada khawatir. "yaudahlah, kan kita dihukum berdua, tenang aja kan ada aku vi!" kataku sambil menepuk bahu viel. lalu viel hanya tersenyum simpul. yap! akhirnya pelajaran bu sari dimulai yaitu pelajaran musik. saat bu sari masuk bu sari langsung bertanya "siapa yg tidak membawa alat musik?". mau gamau, aku dan viel tunjuk jari. "silahkan, bersihkan aula lantai 2!". kata bu sari. aku dan viel akhirnya membershikan aula yg kemarin baru dipakai lomba menari dan itu sangatlah kotor, ada gelas air mineral, botol minuman soda, sampai ada uang monopoli segala! ckckck nasib deh. akhirnya setelah membersihkan aula sampai jam istirahat pertama, aku dan viel balik ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya. tepat jam setengah 2 siang, anak kelas 1 sampai 6 pulang. seperti biasa, keisha sudah menunggu di parkiran sepeda murid. akhirnya mereka pulang dengan wajah ceria. sesampainya di rumah, keisha mau mengambil gelas untuk minum susu, tapi tiba-tiba.. "PRAAK!!" gelas itu pecah karna keisha kaget ada seekor kecoa yg tiba-tiba berada dibawah kakinya. "yaah! gelasnya pecah!" kata keisha. karna kaget, aku langsung menuju dapur dan melihat keadaan di dapur. "kes, kamu kok mecahin gelas sih? pasti kalo ketahuan tante hana kamu dan mba dimarahin karena mecahin gelas ke-3 kalinya! kan 2minggu lalu kamu mecahin gelas juga! kan kata tante hana jangan sampe mecahin gelas lagi!" kataku karna adekku ini udah kebangetan. tiba-tiba tante hana dateng dengan muka marah. "hey! apa-apaan kalian ini?! sudah 3kali mecahin gelas juga! tau diri dong! sella, jaga tingkah adekmu ini! masih untung kalian boleh tinggal disini, kalo enggak, kalian mau tinggal dimana? jangan kira tante nggak tega ngusir kalian dari sini! dasar anak nggak tau diuntung, nggak tau diri! cari tuh ibu kalian yg sudah menikah dengan laki-laki lain! anak kucel kaya kalian sebenernya ga pantes tinggal di rumah ini!" dengan cepat tangan tante hana melayang menuju pipiku dan.. "PRAK!" tamparan yg sangat keras! lalu tante hana langsung pergi meninggalkan dapur. aku menangis di kamarku, sungguh perkataan tante hana tadi membuatku sakit hati, aku merasa dianggap pembantu disini, lebih baik aku pergi dari sini.. pikirku, tapi tidak mungkin, entah kemana aku akan pergi?. "mba, maafin keisha ya" kata keisha. "udah kes, ga apa-apa kok" kataku sambil menangis. "sore ini kita ke Gereja yuk mba!" ajak keisha. "boleh, yaudah kamu mandi aja dulu, Gereja mulai 1jam lagi, biar kamu bisa makan dulu" kataku. keisha menuju kamar mandi di dalam kamar tidur kami. rasanya aku pengen cerita ke viel, tapi lewat mana? hpku, ngga ada pulsa, ah besok aja deh. akhirnya aku mandi, aku dan keisha makan dengan telur bebek karena hanya itu yg disediakan untuk kami. setelah itu kami pergi ke Gereja yg jaraknya 700meteran dari rumah. dengan sepeda butuh waktu 5menitanlah. kami pulang jam 6 sore, sampai di rumah, tante hana sedangtertidur pulas. "hey sella!" kata mba tiara yg udh SMA. "hey mba, ada apa?"tanyaku ramah. "tadi kamu dimarahin mamaku ya?" tanya mba tiara. "eh..ehm enggak kok mba" kataku dengan gugup. "masa sih? tadi bibi kasih tau ke aku loh, udah jujur aja!" kata mba tiara. "iya mba tadi aku dimarahin" jawabku. "maafin mamaku ya, dia emang gitu orangnya" kata mba tiara. :iya mba, gapapa kok" kataku. aku dan keisha langsung ganti baju, belajar, menyiapkan seragam untuk besok, dan membereskan buku, setelah itu kami makan malan hanya dengan mi rebus. keesokan harinya di sekolah, aku langsung menyapa lisha. "hey lis" kataku. "oh hey sel, ohiya aku punya kabar nih, katanya si viel tuh ngatain kamu anak alay, terus ga tanggung jawab sma adekmu, dan bilang kamu tuh cuma buat bahan mainan jadi sahabat dia, yah biar si ferisa mau balik lagi jadi sahabat dia" kata lisha dengan nada berbisik. "ah mana mungkin? viel baik banget sama aku lis!" kataku mencoba meyakinkan. "yaampun, beneran deh ya,dia tuh ngomong sendiri didepan aku!" kata lisha. yaampun sejahat itu ya viel dibelakangku, pikirku. "makasih ya infonya, mungkin emang aku ga pantes temenan sama dia!" kataku pasrah. tapi kenapa lisha hanya tersenyum? ah bodolah. "BAA!!" viel mengagetkanku dari belakang. "kamu jangan cuma bisa ngomong dibelakang dong! ngomong langsung sama aku!" kataku. "maksudnya apaan sih sel?" tanya viel. "terserah kamu deh maumu apa!" sebenernya aku ga tega ngomong kaya gitu ke viel. akhirnya sampai jam istirahat kedua, dan hingga pulang sekolah, aku berdiam diri dengan viel. aku ngga tau knpa tiba-tiba masalah datang didepanku! mulai dari tante hana dan lalu viel, padahal aku mau cerita ke viel, karna dia satu-satunya teman curhatku, akupun bingung dan merasa galau. lalu di jalan aku sempat mengisi pulsaku. sampai di rumah aku langsung ke kamar, ganti baju, memasak telur dadar untuk aku dan keisha. lalu aku sms clara, aku cerita masalahku dengan viel, dan clara membalas :
aku nggal ngerti masalah kamu dan viel, tapi coba dulu kamu pikirkan kegiatan yg kamu lakukan dengannya selama setahun ini kalian bersahabat. dan katamu yg bilang itu lisha, hey sel kamu kaya gatau aja, lisha kan penghancur sahabat orang, kamu kok jadi gampang percaya sih sama dia? kasian tau si viel, sepulang sekolah tadi, dia bilang sama aku : "clar, kenapa ya kok sella jadi menghindar dari aku sih? malah dia marah sama aku, sella berubah aku ga ngerti dia kenapa, padahal aku pengen banget main sama dia, aku sedih clar ngeliat dia kaya gini, aku kecewa sama sella." itu yg dia bilang. jadi kamu jangan asal musuhin dia dong, cobalah untuk mengerti keadaan, kamu lebih percaya lisha daripada sahabatmu sendiri? itu keterlaluan sel!. kata clara betul juga, tapi aku hanya bisa membalas :
aku nggak suka sahabat yg nggak hadir saat sahabatnya membutuhkan dia, aku tuh lagi butuh dia banget, tapi ternyata kata lisha dia bilang begitu. lalu clara menjawab :
aku juga ngga suka sahabat kaya gitu, tapi ini semua biang keroknya lisha, udahlah pokoknya besok kamu minta maaf sama viel oke?. lalu aku jawab :
kata-katamu betul juga clar! iya deh besok aku mau minta maaf sama dia!. keesokan harinya di sekolah, viel duduk sendiri di bangku taman sekolah, tidak seperti biasa yg selalu berdua denganku, aku sangat sedih melihat semua itu. lalu aku menghampirinya dan duduk disebelahnya, lalu aku bilang "viel, aku minta maaf ya, aku udah nuduh kamu yg enggak-enggak, tapi ini semua dari lisha, aku nyesel banget vi!" kataku. "iya, maafin aku juga ya, oh iyaya, aku itu lusa kemarin ada masalah sama lisha, mungkin dia balas dendam, dan kata clara kamu benar-benar butuh aku? ada apa?" tanya viel. lalu sella menceritakan semua kejadian yg dialaminya di dapur. "kamu nggak boleh bilang begitu, kamu pasti akan mendapatkan yg terbaik dari semua itu, aku yakin kok, dan aku salut sama kamu, kamu memang seorang kakak yg baik, dibalik kejadian menyedihkan, pasti akan ada kejadian yg menyenangkan! percaya sama aku, sabar ya sella!" kata viel sambil tersenyum. mendengar perkataan viel, sekarang aku bisa kembali tersenyum layaknya bunga layu yg baru disiram air kembali dan menjadi indah. dan keesokan harinya, aku mendapat kabar bahwa ayah akan kembali ke bandung karna tugas kerjanya selama setahun sudah selesai, dan ayah mengunjungi ibu bersamaku dan keisha, ibu baru saja cerai dengan suaminya, dan ibu kembali akrab dengan ayah, sampai 5bulan kemudian, mereka kembali menjadi psangan suami istri dan kami membeli rumah sendiri. sekarang aku percaya kata sahabatku, ialah viel. aku sangat bahagia punya sahabat seperti viel. dia selalu ada disaat aku senang maupun susah :)
-THE END-
by : Shintya Sembiring.
*ini hasil karya sendiri dan tidak copy paste!*